Mengenal Secara Singkat Gunung Tangkuban Perahu Bandung (BEKAL MITIGASI)
Bagi kita yang ingin mengetahui sejarah Gunung Tangkuban Perahu
dalam ilmu vulkanologi maka silahkan kunjungi website PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi) di website PVMBG ada data dasar gunung-gunung berapi di Indonesia, untuk
Gunung Tangkuban Perahu data dasar yang ditulis di website PVMBG sampai
sembilan halaman, cukup membuat saya ikut pusing membacanya he he.. Tapi tidak
mengapa, saya coba buat catatan ringkas di sini tentang Letusan Gunung
Tangkuban Perahu tersebut semoga tetap semangat membacanya sebagai bekal mitigasi
kebencanaan gunung api.
PVMBG tentu terus memantau kondisi Gunung Tangkuban Perahu, berikut beberapa releas dari PVMBG :
Tangkuban Perahu |
Beberapa Hal Yang Penting Sebagai Bekal Mitigasi Bencana Gunungapi
SADARI KEBERADAAN KITA
Secara umum kita tinggal di Indonesia yang berada di pertemuan
beberapa lempeng aktif dunia, sehingga frekuensi terjadinya kejadian tektonik
dan vulkanik cukup tinggi. Lebih khusus lagi sadari potensi bencana apa yang
ada disekitar tempat tinggal kita. Untuk kebencanaan gunung api tentu di kawasan
tertentu saja potensi ancamannya. Pihak pemerintah lewat PVMBG sudah membuatkan
peta Kawasan Rawan Bencana, peta tersebut disusun tentu berdasarkan catatan
data erupsi Gunung Tangkuban Perahu dari masa ke masa.
PETA KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) GUNUNGAPI TANGKUBAN PERAHU
Peta KRB Gunungapi Tangkuban Perahu |
- Warna Kuning : KRB I berpotensi terhadap aliran lahar hujan (aliran sungai )
- Warna Pink Muda : KRB II berpotensi terlanda aliran lava, gas beracun, kemungkinan awan panas dan lahar, untuk radius sekitar 5 km
- Warna Pink Tua : KRB III selalu terancam aliran lava, gas beracun dan kemungkinan awan panas. Untuk radius sekitar 1 km
Untuk peta resolusi lebih besar bisa di download dari PVMBG di
sini
KARAKTER GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
Dengan melihat peta KRB dan mematuhi rekomendasi dari PVMBG
saja sebenarnya sudah mencukupi untuk mitigasi pribadi kita baik sebagai
penduduk yang tinggal dekat Gunung Tangkuban Perahu atau sebagai pengunjung
wisata gunung tersebut. Adapun mengenal karakter gunung lebih ke ranah edukasi dan
bagi yang sekedar ingin tahu seperti saya ini.
Seperti yang kita ketahui bersama kalau tiap gunung berapi
mempunyai karakter erupsi yang berbeda-beda. Informasi yang saya dapat dari
website PVMBG menyebutkan corak erupsi Gunung Tangkuban Perahu dibagi menjadi
tiga fasa, yaitu :
- Fasa Eksplosif dengan hasil erupsi berupa piroklastik dan terjadinya lahar
- Fasa Efusif dengan hasil erupsi berupa aliran lava berkomposisi andesit basaltis.
- Fasa Pembentukan/pertumbuhan berupa eksplosif kecil-kecil dan kadang diselingi erupsi freatik.
Erupsi Gunung
Tangkuban Perahu sejak abad ke 19 umumnya eksplosif kecil berupa abu (tanpa leleran lava, awan panas,
lontaran batu pijar). Di dominasi juga erupsi freatik biasanya diikuti adanya
peningkatan suhu sulfatara (belerang) dan fumarola (gas dan uap) di beberapa
kawah yang aktif seperti Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Domas.
SEJARAH LETUSAN GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
1829 : Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
1846 : Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan
1896 : Terbentuk fumarol baru di sebelah utara kawah Badak
1900 : Erupsi uap dari Kawah Ratu
1910 : Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
1926 : Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma
1935 : Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
1952 : Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik)
1957 : Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
1961,1965,1967: Erupsi freatik
1969, 1971 : Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
1983 : Erupsi freatik
1992 : Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah ratu
1994 : Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
2004 : Ada peningkatan kegempaan
1829 : Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
1846 : Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan
1896 : Terbentuk fumarol baru di sebelah utara kawah Badak
1900 : Erupsi uap dari Kawah Ratu
1910 : Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
1926 : Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma
1935 : Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
1952 : Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik)
1957 : Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
1961,1965,1967: Erupsi freatik
1969, 1971 : Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
1983 : Erupsi freatik
1992 : Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah ratu
1994 : Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
2004 : Ada peningkatan kegempaan
BAGAIMANA KONDISI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU SEKARANG INI (2019) ?
Catatan sejarah yang cukup lengkap letusan Gunung Tangkuban
Perahu, yang menarik kata Mirzam
Abdurrahman mewakili IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) adalah pola letusan yang konstan sejak tahun 1950an ,
dari 1951, 1961, 1971, 1983, 1994, 2004. Tidak persis sama interval waktunya
namun setidaknya urutan erupsi tersebut memberikan sedikit info geologi yang
cukup baik, perlu dicermati dan diterjemahkan, rata-ratanya hampir sekitar 10
tahunan ( prediksi letusan jangka panjang).
Gunung api biasanya memiliki siklus aktivitas jangka pendek
dan jangka panjang yang digunakan untuk mitigasi memperkirakan letusan
berikutnya. Kalau terakhir tahun 2004 terjadi erupsi maka setidaknya 10 tahun
kemudian yaitu tahun 2014 waktu yang pas untuk erupsi lagi. Semakin lama jeda
waktu erupsi maka akumulasi energinya semakin besar, semoga saja dari tahun
2013 sampai 2019 ini ( bulan juli) letusan kecil-kecil mampu mengurangi
akumulasi energi tersebut.
PANTAUAN GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
- 26 Juli 2019 pukul 15:48:18 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2284 m di atas permukaan laut). Status Normal
- Erupsi susulan terjadi pada tanggal 1 Agustus 2019 pukul 20:46 WIB, tinggi kolom asap 180 m dari dasar kawah. Pada tanggal 2 Agustus 2019 erupsi susulan mulai pukul 00:43 WIB, serta erupsi terakhir pada pukul 04:56 WIB yang berlangsung menerus.
- Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan dari Level 1 (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 2 Agustus 2019 pkl. 08.00 WIB. Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi.
Histogram Kegempaan Gunung Tangkuban Perahu |
- Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu dan pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati kawah yang ada di puncak G. Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 km dari kawah aktif. Kawasan Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu direkomendasikan untuk sementara ditutup sampai jarak aman di atas.
- Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Tangkuban Parahu dan harap selalu mengikuti arahan BPBD setempat.
- Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar G. Tangkuban Parahu dalam KRB II untuk selalu waspada dan tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Tangkuban Parahu yang dikeluarkan BPBD setempat.
Sumber :
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.2019. DataDasar Gunung Api Tangkuban Parahu. Diakses 3 Agustus 2019.
Magma Indonesia. https://magma.vsi.esdm.go.id. Diakses 3 Agustus 2019
Posting Komentar untuk "Mengenal Secara Singkat Gunung Tangkuban Perahu Bandung (BEKAL MITIGASI)"
Posting Komentar