Merapi Batuk Pagi Ini 13 Februari 2020

Menjalani hidup ini bak kita melintasi setiap timeline dalam medsos saja, ada waktu-waktu sedang senang, aman dan ada waktu-waktu kita harus bersiap dengan apa yang terjadi. Muncul beberapa peristiwa baik skala nasional atau internasional. Belum sempat saya catat satu persatu dan menuangkan dalam blog ini siapa tahu bermanfaat untuk menambah ramenya database google. Walaupun jika dibandingkan pihak-pihak yang memang bertugas di sana, tulisan saya di blog ini jauh, karena saya juga mencatat apa yang saya tahu, untuk menambah data dari google pun kadang masih malas dan tampaknya sudah banyak yang membahasanya. Salah satu peristiwa itu adalah menyebarnya virus Corona yaitu 2019 N Cov. Atau sebelumnya untuk berita skala nasional peristiwa banjir Jakarta diawal tahun 2020 pun tidak sempat saya catat di blog ini.

Sudah semestinya dan sewajarnya kalau Indonesia yang kata para ahli berada di area Ring of Fire atau cincin api, aktivitas tektonik dan vulkanikpun selalu ada. Seperti sudah sunnatullah semua itu terjadi. Pemerintah melalui badan yang terkait juga selalu memantaunya. Bagaimana tidak capeknya kalau saya ikuti update gempa dari skala 2 - 6 yang selalu dilaporkan oleh BMKG. Atau bagaimana tidak bosannya pengamat gunung api itu terus-terusan update status soal aktivitas gunung yang kadang bergeraknyapun pelan, gitu-gitu saja selama bertahun-tahun. Kalau kita mungkin update status terkait apa yang kita alami, kadang galau, kadang gembira, kadang marah dan lain-lain , jadi ada variasi dalam jangka beberapa hari yang tidak membuat bosan hidup ini. Kalau masih bosan dengan update status di medsos, mungkin itu saat yang tepat buat Anda lakukan hal lain yang tidak membosankan he he..

Anda ingin mencoba menulis di blog seperti saya ini? Apa malah tidak semakin bosan. Menulis dalam jumlah kata yang banyak, tidak ada yang like share dan komen akan membuat Anda bosan juga. Kembali lagi saya memakai judul Merapi Batuk karena saat ini ditulis suasana sekitar saya banyak yang batuk, pilek dan semoga di Indonesia ini tidak menjadi pandemik virus corona. Negeri ini sudah susah dengan berbagai macam musibah, ujian, cobaan yang bersifat alami atau biasa di istilahkan bencana alam.

Tentang Merapi sudah beberapa tahun mengalami batuk-batuk sehingga sudah tepat statusnya di waspada, dengan rekomendasi tidak ada aktivitas dalam radius 3 km dari puncak. Catatan Merapi yang saya tulis sejak tahun 2018 bisa di baca juga di sini : Catatan Singkat Aktivitas Merapi Sejak 2018 , kalau ada moment yang terlewat, mohon dimaklumi karena begitu panjang bertahannya status waspada Merapi kali ini.

Pagi tadi seperti biasa aktivitas saya pribadi buka komputer, dan beberapa hari ini memang sedang sibuk untuk selesaikan pembuatan landing page. Karena sibuknya saya, sampai tidak sempat ikuti update tentang Merapi dan gempa di Indonesia secara umum. Baru beberapa saat setelah komputer loading, saya duduk di kursi dan beranjak sejenak menengok ke jendela. Masyaallah tampak jelas asap membumbung tinggi sekali. Langsung saya cari HP bergegas menuju serambi untuk mengambil foto kejadian merapi saat itu.

merapi meletus 13 Februari 2020
Letusan Merapi Yang Sempat Saya Foto

Setelah saya foto, langsung saya bagikan di story WA, terus ke grup WA santri dan alam, kemudian ke twitter dan FB. Saya tunggu laporan resmi dari BPPTKG di twitternya, kemudian dapat info seperti berikut ini :

Terjadi erupsi di Gunung #Merapi tanggal 13 Februari 2020 pukul 05:16 WIB. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik. Teramati tinggi kolom erupsi ±2.000 meter. Arah angin ke Barat Laut. #statuswaspada sejak 21 Mei 2018

Demikian data yang dilaporkan oleh BPPTKG, dan setelah letusan ini, status Merapi masih di Waspada.

Apakah Harus Cemas ?

Saya pribadi kalau mendengar anak panas langsung cemas sekali, karena ada riwayat kalau panas biasanya diikuti dengan kejang. Contoh lagi misalnya mendengar sekitar kita juga soal virus corona bisa jadi orang akan cemas dan khawatir itu wajar, apalagi jika daerah yang sering dipakai untuk transit wisatawan dari china. Atau contoh lagi untuk menguji sampai tingkat mana kecemasan kita, misalnya daerah yang pernah terjadi gempa bumi skala besar, maka kecemasan itu selalu ada, karena ketidakpastian apa yang akan terjadi.

Lalu bagaimana dengan Merapi, apa dan bagaimana efek yang akan dirasakan. Jika penduduk setempat yang terdekat  dengan Merapi sudah paham dan mengerti,  kalau letusan besar dengan potensi yang membahayakan tersebut bisa terukur maka tidak perlu cemas. Batuk-batuk Merapi ini semoga mengurangi "demamnya". Tetap pantau "detak jantung" Merapi sampai benar-benar statusnya nanti di bawah waspada alias di level normal.

Catatan : Merapi Kembali Erupsi Tanggal 03 Maret 2020

Posting Komentar untuk "Merapi Batuk Pagi Ini 13 Februari 2020"